Kisah Yang Membuat Saya Merinding

on Jumat, 24 Juli 2009

Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw?

Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.

"Nenek Pemungut Daun"

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.

Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa.
Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.


"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."

(dari al-akh)

Read More......

Budidaya Malu Dikikis.... part 3 Abis

oleh Taufik Ismail (Budayawan Islam)....

Perzinaan yang Hakekatnya Pencurian adalah Ciri Sastra Selangkang

Akhirnya sesudah mendapatkan korannya, saya membaca cerpen karya penulis yang disebut di atas. Dalam segi teknik penulisan, cerpen itu lancar dibaca. Dalam segi isi sederhana saja, dan secara klise sering ditulis pengarang Indonesia yang pertama kali pergi ke luar negeri, yaitu pertemuan seorang laki-laki di negeri asing dengan perempuan asing negeri itu. Kedua-duanya kesepian. Si laki-laki Indonesia lupa isteri di kampung. Di akhir cerita mereka berpelukan dan berciuman. Begitu saja.

Dalam interaksi yang kelihatan iseng itu, cerpenis tidak menyatakan sikap yang jelas terhadap hubungan kedua orang itu. Akan ke mana hubungan itu berlanjut, juga tak eksplisit. Apakah akan sampai pada hubungan pernikahan atau perzinaan, kabur adanya. Perzinaan adalah sebuah pencurian. Yang melakukan zina, mencuri hak orang lain, yaitu hak penggunaan alat kelamin orang lain itu secara tidak sah. Pezina melakukan intervensi terhadap ruang privat alat kelamin yang dizinai. Dia tak punya hak untuk itu. Yang dizinai bersekongkol dengan yang melakukan penetrasi, dia juga tak punya hak mengizinkannya. Pemerkosa adalah perampok penggunaan alat kelamin orang yang diperkosa. Penggunaan alat kelamin seseorang diatur dalam lembaga pernikahan yang suci adanya.

Para pengarang yang terang-terangan tidak setuju pada lembaga pernikahan, dan/atau melakukan hubungan kelamin semaunya, yang tokoh-tokoh dalam karyanya diberi peran syahwat merdeka, adalah rombongan pencuri bersuluh sinar rembulan dan matahari. Mereka maling tersamar. Mereka celakanya, tidak merasa jadi maling, karena (herannya) ada propagandis sastra menghadiahi mereka glorifikasi, dan penerbit menyediakan gratifikasi. Propagandis dan penerbit sastra semacam ini, dalam istilah kriminologi, berkomplot dengan maling Hal ini berlaku bukan saja untuk karya (yang dianggap) sastra, tapi juga untuk bacaan turisme, rujukan tempat hiburan malam, dan direktori semacam itu. Buku petunjuk yang begitu langsung tak langsung menunjukkan cara berzina, lengkap dengan nama dan alamat tempat berkumpulnya alat-alat kelamin yang dapat dicuri haknya dengan cara membayar tunai atau dengan kartu kredit gesekan.

Sastra selangkang adalah sastra yang asyik dengan berbagai masalah wilayah selangkang dan sekitarnya. Kalau di Malaysia pengarang-pengarang yang mencabul-cabulkan karya kebanyakan pria, maka di Indonesia pengarang sastra selangkang mayoritas perempuan. Beberapa di antaranya mungkin memang nymphomania atau gila syahwat, hingga ada kritikus sastra sampai hati menyebutnya "vagina yang haus sperma". Mestinya ini sudah menjadi kasus psikiatri yang baik disigi, tentang kemungkinannya jadi epidemi, dan harus dikasihani.

Bila dua abad yang lalu sejumlah perempuan Aceh, Jawa dan Sulawesi Selatan naik takhta sebagai penguasa tertinggi kerajaan, Sultanah atau Ratu dengan kenegarawanan dan reputasi terpuji, maka di abad 21 ini sejumlah perempuan Indonesia mencari dan memburu tepuk tangan kelompok permissif dan addiktif sebagai penulis sastra selangkang, yang aromanya jauh dari wangi, menyiarkan bau amis-bacin kelamin tersendiri, yang bagi mereka parfum sehari-hari. Dengan Ringan Nama Tuhan Dipermainkan.

Di tahun 1971-1972, ketika saya jadi penyair tamu di Iowa Writing Program, Universitas Iowa , di benua itu sedang heboh-hebohnya gelombang gerakan perempuan. Kini, 34-an tahun kemudian, arus riaknya sampai ke Indonesia . Kaum feminis Amerika waktu itu sedang gencar-gencarnya mengumumkan pembebasan kaum perempuan, terutama liberasi kopulasi, kebebasan berkelamin, di koran, majalah, buku dan televisi. Menyaksikan penampilan para maling hak penggunaan alat kelamin orang lain itu di layar kaca, yang cengengesan dan mringas-mringis seperti Gloria Steinem dan semacamnya, banyak orang mual dan jijik karenanya. Mereka tidak peduli terhadap epidemi penyakit kelamin HIV-AIDS yang meruyak menyebar seantero Amerika Serikat waktu itu, menimpa baik orang laki-laki maupun perempuan, hetero dan homoseksual, akibat kebebasan yang bablas itu.

Di setasiun kereta api bawah tanah New York , seorang laki-laki korban HIV-AIDS menadahkan topi mengemis. Belum pernah saya melihat kerangka manusia berbalut kulit tanpa daging dan lemak sekurus dia itu. Sinar matanya kosong, suaranya parau. Kematian banyak anggota kelompok ini, terutama di k alan gan seniman di tahun 1970-an, tulis seorang esais, bagaikan kematian di medan perang Vietnam . Sebuah orkestra simfoni di New York , anggota-anggotanya bergiliran mati saban minggu karena kejangkitan HIV-AIDS dan narkoba, akibat kebebasan bablas itu. Para pembebas kaum perempuan itu tak acuh pada bencana menimpa bangsa karena asyik mendandani penampilan selebriti diri sendiri. Saya sangat heran. Sungguh memuakkan.

Kalimat bersayap mereka adalah, "This is my body. I'll do whatever I like with my body." "Ini tubuhku. Aku akan lakukan apa saja yang aku suka dengan tubuhku ini." Congkaknya luar biasa, seolah-olah tubuh mereka itu ciptaan mereka sendiri, padahal tubuh itu pinjaman kredit mencicil dari Tuhan, Cuma satu tingkat di atas sepeda motor Jepang dan Cina yang diobral di iklan koran-koran.

Mereka tak ada urusan dengan Maha Produser Tubuh itu. Penganjur masyarakat permissif di mana pun juga, tidak suka Tuhan dilibatkan dalam urusan. Percuma bicara tentang moral dengan mereka. Dengan ringan nama Tuhan dipermainkan dalam karya. Situasi kita kini merupakan riak-riak gelombang dari jauh itu, dari abad 20 ke awal abad 21 ini, advokatornya dengan semangat dan stamina mirip anak-anak remaja bertopi beisbol yang selalu meniru membeo apa saja yang berasal dari Amerika Utara itu.

Penutup

Ciri kolektif seluruh komponen Gerakan Syahwat Merdeka ini adalah budaya malu yang telah kikis nyaris habis dari susunan syaraf pusat dan rohani mereka, dan tak adanya lagi penghormatan terhadap hak penggunaan kelamin orang lain yang disabet-dicopet- dikorupsi dengan entengnya. Tanpa memiliki hak penggunaan kelamin orang lain, maka sesungguhnya Gerakan Syahwat Merdeka adalah maling dan garong genitalia, berserikat dengan alkohol, nikotin dan narkoba, menjadi perantara kejahatan, mencecerkan HIV-AIDS, prostitusi dan aborsi, bersuluh bulan dan matahari.bersuluh bulan dan matahari.

Read More......

Budidaya Malu Dikikis.... part 2

KESEBELAS, pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan. Dalam masyarakat permissif, iklan semacam ini menjadi jembatan komunikasi yang diperlukan.

KEDUABELAS, germo dan pelanggan prostitusi. Apabila hubungan syahwat suka-sama-suka yang gratis tidak tersedia, hubungan dalam bentuk perjanjian bayaran merupakan j alan keluarnya. Dalam hal ini prostitusi berfungsi.

KETIGABELAS, dokter dan dukun praktisi aborsi. Akibat tujuh unsure pertama di atas, kasus perkosaan dan kehamilan di luar pernikahan meningkat drastis. Setiap hari dapat kita baca kasus siswa SMP/SMA memperkosa anak SD, satu-satu atau rame-rame, ketika papi-mami tak ada di rumah dan pembantu pergi ke pasar berbelanja. Setiap ditanyakan apa sebab dia/mereka memperkosa, selalu dijawab 'karena terangsang sesudah menonton VCD/DVD biru dan ingin mencobakannya. ' Praktisi aborsi gelap menjadi tempat larian, bila kehamilan terjadi. Seorang peneliti dari sebuah universitas di Jakarta menyebutkan bahwa angka aborsi di Indonesia 2,2 juta setahunnya. Maknanya setiap 15 detik seorang calon bayi di suatu tempat di negeri kita meningga akibat dari salah satu atau gabungan ketujuh faktor di atas. Inilah produk akhirnya. Luar biasa destruksi sosial yang diakibatkannya.

Dalam gemuruh gelombang gerakan syahwat merdeka ini, pornografi dan pornoaksi menjadi bintang panggungnya, melalui gemuruh kontroversi pro-kontra RUU APP.
Karena satu-dua-atau beberapa kekurangan dalam RUU itu, yang total kontra menolaknya, tanpa sadar terbawa dalam gelombang gerakan syahwat merdeka ini. Tetapi bisa juga dengan sadar memang mau terbawa di dalamnya.

Salah satu kekurangan RUU itu, yang perlu ditambah-sempurnaka n adalah perlindungan bagi anak-cucu kita, jumlahnya 60 juta, terhadap kekerasan pornografi. Dalam hiruk pikuk di sekitar RUU ini, terlupakan betapa dalam usia sekecil itu 80% anak-anak 9-12 tahun terpapar pornografi, situs porno di internet naik lebih sepuluh kali lipat, lalu 40% anak-anak kita yang lebih dewasa sudah melakukan hubungan seks pra-nikah. Sementara anak-anak di Amerika Serikat dilindungi oleh 6 Undang-undang, anak-anak kita belum, karena undang-undangnya belum ada. KUHP yang ada tidak melindungi mereka karena kunonya. Gelombang Syahwat Merdeka yang menolak total RUU ini berarti menolak melindungi anak-cucu kita sendiri.

Gerakan tak bernama tak bersosok organisasi ini terkoordinasi bahu-membahu menumpang gelombang masa reformasi mendestruksi moralitas dan tatanan sosial. Ideologinya neo-liberalisme, pandangannya materialistik, disokong kapitalisme jagat raya.

Menguji Rasa Malu Diri Sendiri

Seorang pengarang muda meminta pendapat saya tentang cerita pendeknya yang dimuat di sebuah media. Dia berkata, "Kalau cerpen saya itu dianggap pornografis, wah, sedihlah saya." Saya waktu itu belum sempat membacanya. Tapi saya kirimkan padanya pendapat saya mengenai pornografi. Begini. Misalkan saya menulis sebuah cerpen. Saya akan mentes, menguji karya saya itu lewat dua tahap. Pertama, bila tokoh-tokoh di dalam karya saya itu saya ganti dengan ayah, ibu, mertua, isteri, anak, kakak atau adik saya; lalu kedua, karya itu saya bacakan di depan ayah, ibu, mertua, isteri, anak, kakak, adik, siswa di kelas sekolah, anggota pengajian masjid, jamaah gereja; kemudian saya tidak merasa malu, tiada dipermalukan, tak canggung, tak risi, tak muak dan tidak jijik karenanya, maka karya saya itu bukan karya pornografi. Tapi kalau ketika saya membacakannya di depan orang-orang itu saya merasa malu, dipermalukan, tak patut, tak pantas, canggung, risi, muak dan jijik, maka karya saya itu pornografis.

Hal ini berlaku pula bila karya itu bukan karya saya, ketika saya menilai karya orang lain. Sebaliknya dipakai tolok ukur yang sama juga, yaitu bila orang lain menilai karya saya. Setiap pembaca bias melakukan tes tersebut dengan cara yang serupa. Pendekatan saya adalah pengujian rasa malu itu. Rasa malu itu yang kini luntur dalam warna tekstil kehidupan bangsa kita, dalam terlalu banyak hal, Sebuah majalah mesum dunia dengan selaput artistik, Playboy, menumpang taufan reformasi dan gelombang liberalisme akhirnya terbit juga di Indonesia . Majalah ini diam-diam jadi tempat pelatihan awal onani pembaca Amerika, dan kini, beberapa puluh tahun kemudian, dikalahkan internet, sehingga jadilah publik pembaca Playboy dan publik langganan situs porno internet Amerika masturbator terbesar di dunia. Majalah pabrik pengeruk keuntungan dari kulit tubuh perempuan ini, mencoba menjajakan bentuk eksploitasi kaum Hawa di negeri kita yang pangsa pasarnya luarbiasa besar ini. Bila mereka berhasil, maka bakal berderet antri masuk lagi majalah anti-tekstil di tubuh perempuan dan fundamentalis- syahwat-merdeka seperti Penthouse, Hustler, Celebrity Skin, Cheri, Swank, Velvet, Cherry Pop, XXX Teens dan seterusnya.

Untuk mengukur sendiri rasa malu penerbit dan redaktur Playboy Indonesia , saya sarankan kepada mereka melakukan sebuah percobaan, yaitu mengganti model 4/5 telanjang majalah itu dengan ibu kandung, ibu mertua, kakak, adik, isteri dan anak perempuan mereka sendiri. Saran ini belum berlaku sekarang, tapi kelak suatu hari ketika Playboy Indonesia keluar perilaku aslinya dalam masalah ketelanjangan model yang dipotret. Sekarang mereka masih malu-malu kucing. Sesudah dibuat dalam edisi dummy, promosikan foto-foto itu itu di 10 saluran televise dan 25 suratkabar. Bagaimana? Berani? Malu atau tidak?

Pendekatan lain yang dapat dipakai juga adalah menduga-memperkirak an-mengingat akibat yang mungkin terjadi sesudah orang membaca karya pornografis itu. Sesudah seseorang membaca, katakan cerpen yang memberi sugesti secara samar-samar terjadinya hubungan kelamin, apalagi kalau dengan jelas mendeskripsikan adegannya, apakah dengan kata-kata indah yang dianggap sastrawi atau kalimat-kalimat brutal, maka pembaca akan terangsang. Sesudah terangsang yang paling penakut akan onani dan yang paling nekat akan memperkosa. Memperkosa perempuan dewasa tidak mudah, karena itu anak kecil jadi sasaran. Perkosaan banyak terjadi terhadap anak-anak kecil masih bau susu bubuk belum haid yang di rumah sendirian karena papi-mami pergi kerja, pembantu pergi ke pasar, jam 9-10 pagi.

Anak-anak tanggung pemerkosa itu, ketika diinterogasi dan ditanya kenapa, umumnya bilang karena sesudah menonton VCD porno mereka terangsang ingin mencoba sendiri. Merayu orang dewasa takut, mendekati perempuan-bayaran tidak ada uang. Kalau diteliti lebih jauh kasus yang sangat banyak ini (peneliti yang rajin akan bisa mendapat S-3 lewat tumpukan guntingan koran), mungkin saja anak itu juga pernah membaca cerita pendek, puisi, novel atau komik cabul.

Akibat selanjutnya, merebak-meluaslah aborsi, prostitusi, penularan penyakit kelamin gonorrhoea, syphilis, HIV-AIDS, yang meruyak di kota-kota besar Indonesia berbarengan dengan akibat penggunaan alcohol dan narkoba yang tak kalah destruktifnya. Akibat Sosial Ini Tak Pernah Difikirkan Penulis Semua rangkaian musibah sosial ini tidak pernah difikirkan oleh penulis cerpen-puisi- novelis erotis yang umumnya asyik berdandan dengan dirinya sendiri, mabuk posisi selebriti, ke sana disanjung ke sini dipuji, tidak pernah bersedia merenungkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh tulisannya. Sejumlah cerpen dan novel pasca reformasi sudah dikatakan orang mendekati VCD/DVD porno tertulis. Maukah mereka membayangkan, bahwa sesudah sebuah cerpen atau novel dengan rangsangan syahwat terbit, maka beberapa ratus atau ribu pembaca yang terangsang itu akan mencontoh melakukan apa yang disebutkan dalam alinea-alinea di atas tadi, dengan segala rentetan kemungkinan yang bisa terjadi selanjutnya?

Destruksi sosial yang dilakukan penulis cerpen-novel syahwat itu, beradik-kakak dengan destruksi yang dilakukan produsen-pengedar- pembajak- pengecer VCD/DVD porno, beredar (diperkirakan) sebanyak 20 juta keping, yang telah meruyak di masyarakat kita, masyarakat konsumen pornografi terbesar dan termurah di dunia. Dulu harganya Rp 30.000 sekeping, kini Rp3.000, sama murahnya dengan 3 batang rokok kretek. Mengisap rokok kretek 15 menit sama biayanya dengan memiliki dan menonton sekeping CD/DVD syahwat sepanjang 6o menit itu. Bersama dengan produsen alkohol, narkoba dan nikotin, mereka tidak sadar telah menjadi unsur penting pengukuhan masyarakat permissif-addiktif serba-boleh- apa-saja-genjot, yang dengan bersemangat melabrak apa yang mereka anggap tabu selama ini, berpartisipasi meluluh-lantakkan moralitas anak bangsa.

Masih Bersambung...

Read More......

Budidaya Malu Dikikis.... part 1

BUDIDAYA MALU DIKIKIS HABIS GERAKAN SYAHWAT MERDEKA

Ditulis oleh Taufiq Ismail, Sabtu, 11 Oktober 2008

Sederetan gelombang besar menggebu-gebu menyerbu pantai Indonesia ,naik ke daratan, masuk ke pedalaman. Gelombang demi gelombang ini datang susun-bersusun dengan suatu keteraturan, mulai 1998 ketika reformasi meruntuhkan represi 39 tahun gabungan zaman Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Pembangunan, dan membuka lebar pintu dan jendela Indonesia . Hawa ruangan yang sumpek dalam dua zaman itu berganti dengan kesegaran baru. Tapi tidak terlalu lama, kini digantikan angin yang semakin kencang dan arus menderu-deru,Kebebasan berbicara, berpendapat, dan mengeritik, berdiri-menjamurnya partai-partai politik baru, keleluasaan berdemonstrasi.

Ditiadakannya SIUPP (izin penerbitan pers), dilepaskannya tahanan politik, diselenggarakannya pemilihan umum bebas dan langsung, dan seterusnya, dinikmati belum sampai sewindu, tapi sementara itu silih berganti beruntun-runtun belum terpecahkan krisis yang tak habis-habis. Tagihan rekening reformasi ternyata mahal sekali.

Bahana yang datang terlambat dari benua-benua lain itu menumbuh dan menyuburkan kelompok permissif dan addiktif negeri kita, yang sejak 1998 naik daun. Arus besar yang menderu-deru menyerbu kepulauan kita adalah gelombang sebuah gerakan syahwat merdeka. Gerakan tak bersosok organisasi resmi ini tidak berdiri sendiri, tapi bekerjasama bahu-membahu melalui jaringan mendunia, dengan kapital raksasa mendanainya, ideologi gabungan yang melandasinya, dan banyak media massa cetak dan elektronik jadi pengeras suaranya.


Siapakah komponen gerakan syahwat merdeka ini?


PERTAMA adalah praktisi sehari-hari kehidupan pribadi dan kelompok dalam perilaku seks bebas hetero dan homo, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi. Sebagian berjelas-jelas anti kehidupan berkeluarga normal, sebagian lebih besar, tak mau menampakkan diri.


KEDUA, penerbit majalah dan tabloid mesum, yang telah menikmati tiada perlunya SIUPP. Mereka menjual wajah dan kulit perempuan muda, lalu menawarkan jasa hubungan kelamin pada pembaca pria dan wanita lewat nomor telepon genggam, serta mengiklankan berbagai alat kelamin tiruan (kue pancong berkumis dan lemper berbaterai) dan boneka karet perempuan yang bisa dibawa bobok bekerjasama.


KETIGA, produser, penulis skrip dan pengiklan acara televisi syahwat. Seks siswa dengan guru, ayah dengan anak, siswa dengan siswa, siswa dengan pria paruh baya, siswa dengan pekerja seks komersial ditayangkan pada jam prime time, kalau pemainnya terkenal. Remaja berseragam OSIS memang menjadi sasaran segmen pasar penting tahun-tahun ini. Beberapa guru SMA menyampaikan keluhan pada saya. "Citra kami guru-guru SMA di sinetron adalah citra guru tidak cerdas, kurang pergaulan dan memalukan." Mari kita ingat ekstensifnya pengaruh tayangan layar kaca ini. Setiap tayangan televisi, rata-rata 170.000.000 yang memirsa. Seratus tujuh puluh juta pemirsanya.



KEEMPAT, 4,200,000 (empat koma dua juta) situs porno dunia, 100,000 (seratus ribu) situs porno Indonesia di internet. Dengan empat kali klik di komputer, anatomi tubuh perempuan dan laki-laki, sekaligus fisiologinya, dapat diakses tanpa biaya, sama mudahnya dilakukan baik dari San Francisco , Timbuktu , Rotterdam mau pun Klaten. Pornografi gratis di internet luarbiasa besar jumlahnya. Seorang sosiolog Amerika Serikat mengumpamakan serbuan kecabulan itu di negaranya bagaikan "gelombang tsunami setinggi 30 meter, dan kami melawannya dengan dua telapak tangan." Di Singapura , Malaysia , Korea Selatan situs porno diblokir pemerintah untuk terutama melindungi anak-anak dan remaja. Pemerintah kita tidak melakukan hal yang sama.



KELIMA, penulis, penerbit dan propagandis buku syahwat ¼ sastra dan ½ sastra. Di Malaysia, penulis yang mencabul-cabulkan karyanya penulis pria. Di Indonesia, penulis yang asyik dengan wilayah selangkang dan sekitarnya mayoritas penulis perempuan. Ada kritikus sastra Malaysia berkata: "Wah, pak Taufiq, pengarang wanita Indonesia berani-berani. Kok mereka tidak malu, ya?" Memang begitulah, RASA MALU ITU YANG SUDAH TERKIKIS, bukan saja pada penulis-penulis perempuan aliran s.m.s. (sastra mazhab selangkang) itu, bahkan lebih-lebih lagi pada banyak bagian dari bangsa.


KEENAM, penerbit dan pengedar komik cabul. Komik yang kebanyakan terbitan Jepang dengan teks dialog diterjemahkan ke bahasa kita itu tampak dari kulit luar biasa-biasa saja, tapi di dalamnya banyak gambar hubungan badannya, misalnya (bukan main) antara siswa dengan Bu Guru. Harganya Rp 2.000. Sebagian komik-komik itu tidak semata lucah saja, tapi ada pula kadar ideologinya. Ideologinya adalah anjuran perlawanan pada otoritas orangtua dan guru, yang banyak aturan ini-itu, termasuk terhadap seks bebas. Dalam salah satu komik itu saya baca kecaman yang paling sengit adalah pada Menteri Pendidikan Jepang. Tentu saja dalam teks terjemahan berubah, yang dikecam jadinya Menteri Pendidikan Nasional kita.


KETUJUH, produsen, pengganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVD biru. Indonesia kini jadi sorga besar pornografi paling murah di dunia, diukur dari kwantitas dan harganya. Angka resmi produksi dan bajakan tidak saya ketahui, tapi literatur menyebut antara 2 juta – 20 juta keping setahun. Harga yang dulu Rp30.000 sekeping, kini turun menjadi Rp3.000, bahkan lebih murah lagi. Dengan biaya 3 batang rokok kretek yang diisap 15 menit, orang bisa menonton sekeping VCD/DVD biru dengan pelaku kulit putih dalam 6 posisi selama 60 menit. Luarbiasa murah. Anak SD ita bisa membelinya tanpa risi tanpa larangan peraturan pemerintah.


Seorang peneliti mengabarkan bahwa di Jakarta Pusat ada murid-murid laki-laki yang kumpul jam dua sore seminggu di rumah salah seorang dari mereka, lalu menayangkan VCD-DVD porno. Sesudah selesai mereka onani bersama-sama. Siswa sekolah apa, dan kelas berapa? Siswa SD , kelas lima . Tak diceritakan apa ekses selanjutnya.


KEDELAPAN, fabrikan dan konsumen alkohol. Minuman keras dari berbagai merek dengan mudah bisa diperoleh di pasaran. Kemasan botol kecil diproduksi, mudah masuk kantong celana, harga murah, dijual di kios tukang rokok di depan sekolah, remaja dengan bebas bisa membelinya. Di Amerika dan Eropa batas umur larangan di bawah 18 tahun. Negeri kita pasar besar minuman keras, ju alan nya sampai ke desa-desa.


KESEMBILAN, produsen, pengedar dan pengguna narkoba. Tingkat keterlibatan Indonesia bukan pada pengedar dan pengguna saja, bahkan kini sampai pada derajat produsen dunia. Enam juta anak muda Indonesia terperangkap sebagai pengguna, ratusan ribu menjadi korbannya.


KESEPULUH, fabrikan, pengiklan dan pengisap nikotin. Korban racun nikotin 57.000 orang / tahun, maknanya setiap hari 156 orang mati, atau setiap 9 menit seorang pecandu rokok meninggal dunia. Pemasukan pajak Rp15 triliun (1996), tapi ongkos pengobatan berbagai penyakit akibatnya Rp30 triliun rupiah. Mengapa alkohol, narkoba dan nikotin termasuk dalam kategori kontributor arus syahwat merdeka ini? Karena sifat addiktifnya, kecanduannya, yang sangat mirip, begitu pula proses pembentukan ketiga addiksi tersebut dalam susunan syaraf pusat manusia. Dalam masyarakat permissif, interaksi antara seks dengan alkohol, narkoba dan nikotin, akrab sekali, sukar dipisahkan. Interaksi ini kemudian dilengkapi dengan tindak kriminalitas berikutnya, seperti pemerasan, perampokan sampai pembunuhan. Setiap hari berita semacam ini dapat dibaca di koran-koran.

Bersambung.....

Read More......

Kesempurnaan

on Selasa, 21 Juli 2009

Ada orang yang bertanya pada seorang guru.

"Guru, saya tahu bahwa Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna karena hanya manusia yang dikaruniai nafsu, akal dan hati dalam satu tubuh. Yang ingin saya tanyakan, kesempurnaan apalagi yang ada pada manusia?"

Sang guru menjawab,
"Saudaraku, tak perlu kau memikirkan yang terlalu rumit. Karena banyak hal-hal sederhana di sekelilingmu yang bisa menjelaskan pertanyaanmu. Bukankah Allah berfirman bahwa jika kau ingin mengenalNya, kau harus mengenal dirimu sendiri terlebih dulu.
Lihatlah dirimu. Bukankah Allah meletakkan otak lebih tinggi daripada mata? Itu berarti kau harus lebih banyak berpikir drpd melihat. Berapa banyak ayat yang difirmankan Allah yang menyebutkan bahwa mengapa manusia tidak berpikir, atau menyebutkan bahwa kebesaran Allah hanya dipahami oleh orang yang berakal.
Lihatlah dirimu, mata lebih tinggi daripada telinga. Itu berarti kau harus lebih banyak melihat drpd mendengar. Bukankah banyak ayat yang difirmankan Allah bahwa banyak manusia yang tidak melihat kebesaran Allah. Atau lihatlah langit apakah kau melihat ada retak?
Lihatlah dirimu. Mulutmu terletak lebih rendah daripada telinga. Itu berarti kau harus lebih sedikit berbicara, lebih banyak mendengar. Karena mulut adalah sumber penyakit, baik fisik maupun hati. Lebih baik kau mendengar nasehat orang atau mendengar lantunan ayat Qur'an. Atau gunakanlah mulutmu untuk berdzikir, atau membaca Qur'an, atau untuk saling menasehati.
Itulah sebabnya mengapa kepala berada di posisi paling tinggi, dan nafsu berada di posisi paling rendah. Di antaranya ada hati yang bolak-balik antara kefasikan dan ketakwaan. Maka gunakanlah hatimu untuk memahami ayat-ayat Allah jika kau ingin menjadi hambaNya yang bertakwa. Maka manakah yang akan kau pilih, berjalan tegak dengan kepala di atas, sesuai dengan fitrah manusia, dengan banyak menggunakan akalmu ataukah berjalan dengan kepala sejajar dengan nafsumu, seperti binatang ternak, karena kau mengutamakan nafsumu daripada akalmu?"

Maka sang penanya pun menunduk dan menyadari bahwa selama ini tak pernah terpikirkan olehnya mengapa kepalanya berada di posisi paling tinggi, dan nafsunya berada di posisi paling rendah.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tapi) tidak digunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tapi) tidak digunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
QS. Al A'raaf:179

Sumber : Forwarded Message

Read More......

Vaksin Meaningitis dan Enzim Tripsin

Vaksin jelas bukan kosakata baru dalam pemberdaharaan kata kita. Ketika isu vaksin meningitis dinyatakan mengandung babi, orang kemudian banyak bertanya-tanya. Apakah benar vaksin menggunakan lemak babi? Karena bagi kebanyakan orang awam, bagian yang sering digunakan dari babi adalah lemaknya. Atau bagi kalangan yang rajin menggali informasi, mereka mengetahui bahwa dalam pembuatan vaksin meningitis tersebut digunakan enzim yang diekstrak dari pancreas babi. Enzim tersebut bernama tripsin.
Lalu persisnya seperti apa? Tulisan berikut akan mencoba menjelaskan proses pembuatan vaksin meningitis, terutama pada tahapan yang menggunakan enzim tripsin.

Meningitis

Meningitis adalah radang selaput otak. Penyakit ini jika tidak ditangani baik akan berujung pada koma bahkan kematian. Kebanyakan kasus Meningitis terjadi disekitar wilayah Meningis Belt, yakni wilayah yang membentang mulai dari wilayah barat Senegal hingga Timur Ethiopia.
Menurut Prof. Jurnalis Udin, Pengajar dan peneliti di Fakultas Universitas YARSI, penyakit meningitis tersebut ada dua macam. Pembagian yang didasarkan kepad penyebab yakni virus dan bakteri. “Untuk mencegah terserangnya meningitis maka harus divaksin. Vaksin ini ada dua macam pula, vaksin untuk virus dan vaksin untuk bakteri. Untuk vaksin pencegah meningitis sering digunakan enzim hewan, seperti tripsin babi. Vaksin inilah yang digunakan oleh jemaah haji,” ungkapnya.

Vaksin

Vaksin adalah kuman(bakteri/virus) yang dilemahkan dan kemudian dimasukan kedalam tubuh manusia, hingga tubuh menciptakan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Cara memasukkan ke dalam tubuh bisa berupa suntikan atau diteteskan langsung ke dalam tubuh (oral).
Kuman yang dilemahkan tersebut bersumber dari kuman yang menyebabkan penyakit. Misalnya jika yang dibuat adalah vaksin polio, maka kuman yang dilemahkan itu adalah virus yang menyebabkan polio. Begitu juga dengan meningitis, maka kuman yang dilemahkan itu adalah bakteri atau virus penyebab meningitis (radang selaput otak)

Vaksin Meningitis

Vaksin meningitis yang digunakan untuk CALON HAJI dan UMRAH, bernama MENCEVAX ACW135Y keluaran GlaxoSmithKline Beligia. Bakteri yang dilemahkan adalah N.meningitis.
Pada Mencevax ACW135Y versi lama dan baru, bakteri tersebut dibiakkan dalam tiga tahap. Yang membedakan antara versi lama dan baru adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada setiap tahapnya.

Tahap biakan yang pertama menghasilkan parent seed (biakan induk). Pada tahap ini, media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri N.meningitis tersebut adalah ekstrak daging sapi, kasein (protein yang berasal dari susu sapi), dan pepton (protein) kedelai.

Bakteri dalam ukuran sangat kecil, jelas tidak bisa dicerna pepton kedelai yang berukuran molekul yang besar. Supaya molekul menjadi kecil, pepton kedelai dipecah dengan menggunakan enzim. Ibarat kita ingin mengkonsumsi sayur, jelas supaya mudah dicerna, kita perlu memotong sayuran tersebut dengan pisau. Pada kasus ini peptonya adalah sayurnya, sementara enzim adalah pisaunya. Namun ada yang membedakan antara pisau dan enzim. Pisau berwujud zat padat, sementara enzim berwujud zat cair.
Enzim yang digunaakan bisa berasal dari tumbuhan dan hewan. Pada kasus mencevax versi lama, enzim yang digunakan adalah enzim tripsin yang berasal dari pancreas babi. Karena enzimnya adalah cair, maka statusnya vaksinnya menjadi haram dan najis.

Kemudian bakteri dari biakan induk tadi, dibiakan lagi menjadi biakan master (master seed). Pada tahap ini media yang digunakan sama dengan biakan induk. Selanjutnya dari biakan master, bakteri tadi dibiakkan lagi menjadi biakan produksi (working seed). Media yang digunakan juga sama dengan kedua tahap tadi.

Jelas pada kasus Mencevax, diketiga tahap pembiakan, media tumbuh bakteri selalu menggunakan enzim tripsin babi.

LAntas bagaimana dengan Mencevax versi baru? Produsen GlaxoSmithKline membuaat vaksin meningitis versi baru dengan menggunakan media yang sama sekali berbeda dengan versi lama. Sekarang media yang digunakan adalah agar, glukosa, serta beberapa bahan lain termasuk pepton kedelai yang dihidrolisis dengan menggunakan enzim papain yang berasal dari papaya.
GlaxoSmithKline dalam pernyataannya bulan Februari 2009 menjelaskan bahwa tidak ada lagi penggunaan enzim tripsin untuk hidrolisis media pembuatan vaksin meningitis. Karena diganti dengan enzim papain yang berasal dari tanaman papaya.

Status Kehalalan Mencevax versi baru

Jadi masalahnya dimana? Halalkah versi yang baru? Enzim babikan sudah hilang dari media biakan? Ternyata masalahnya tidak sesederhana itu. Koloni yang digunakan untuk biakan induk versi baru diambil dari larutan biakan produksi versi lama. Lantas, dari larutan tersebut diambil koloni bakteri (diisolasi) yang dibiakan pada media versi baru.
Komisi Fatwa MUI berpendapat bahwa koloni baru yang digunakan pada biakan induk versi baru tetap najis. Karena masih berasal dari larutan bikan produksi yang menggunakan media dengan enzim babi. Jadi dari segi zat, statusnya tetap haram dan najis.

Mendamba Vaksin halal
Hukum penggunaan vaksin meningitis masih dirapatkan lagi. Kalaupun MUI melalui komisi fatwanya akan memutuskan akan bolehnya penggunaan vaksin meningitis haram ini, darurat tidak bisa menjadi alasan terus menerus. Harus ada upaya konkrit untuk membuat vaksin meningitis yang halal. Paling tidak, kaum muslimin bisa menekan pihak GKS untuk menghasilkan produk halal. GKS membuat klaim bahwa vaksin meningitisnya telah digunakan di 59 negara. Termasuk di dalam daftar tersebut Arab Saudi dan Malaysia, dan beberapa Negara yang ada jamaah hajinya.

Upaya Malaysia untuk menghasilkan vaksin meningitis halal, perlu diberikan dukungan. Kalau perlu beberapa pakar dari berbagai Negara Islam atau penduduknya mayoritas beragama Islam, duduk dalam satu forum dan membentuk riset bersama, untuk mewujudkan tugas mulia ini.

Kalaupun kita kaum muslimin tidak bisa mewujudkannya dalam waktu dekat, upaya yang paling realistis adalah izin penggunaan vaksin meningitis harus terlebih dahulu mmelalui proses sertifikasi halal. Karena selama ini, pendekatannya lebih banyak kalaim produsen vaksin, dan tidak ada proses verifikasi atas kalaim tersebut.
Karena di dalam Islam, untuk menghasilkan produk halal, tidak saja bahannya yang halal, tetapi proses produksinya juga terjaga dari kontaminasi bahan haram dan najis. Hal ini tidak bisa dipastikan sampai ada pihak yang berwenang untuk menentukan hal itu, dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia melalui LPPOM dan Komisi Fatwa.

Sumber:
Kumpulan Jurnal Halal
Seminar Titik Kritis obat dan vaksin YARSI
Farmasi dan kedokteran Islam

Read More......

Merantau

Seorang anak meminta izin kepada ibunya untuk merantau. Kemiskinan telah membuat sang anak ingin mengadu nasib di kota lain. Jika bertahan di kotanya ia hanya akan menjadi seorang buruh sedang dia adalah lelaki satu-satunya di keluarganya. Ayahnya telah meninggal dan dua adik perempuannya masih kecil. Maka sang ibu pun dengan berat hati mengizinkannya.

"Pergilah, anakku. Restu dan doaku akan selalu menyertaimu. Ingatlah pesanku, jangan sampai kau melupakan Tuhanmu, niscaya Ia pun akan melupakanmu. Jangan berlaku curang ataupun dengki. Jujurlah, adillah dan tekunlah dalam bekerja. Dan jangan sampai kepergianmu membuatmu lupa siapa dirimu. Ingatlah selalu akan asal usulmu."

Sambil mencium tangan sang bunda, sang anak berkata,
"Insyaallah, ibu. Kau akan mendapati aku sebagai orang yang menepati janji. Tunggulah hingga aku pulang."

Maka sang ibu melepas kepergian putranya dengan berlinang air mata.

Bulan demi bulan berlalu, tahun demi tahun terlewati. Tak terasa sudah tujuh tahun sang putra merantau. Tak ada kabar tentangnya. Ia sedih, bertanya-tanya dalam hati apakah putranya telah melupakan janjinya.

Hingga suatu hari terdengar kehebohan dari kejauhan. Sang ibu dan dua putrinya terheran-heran, ada apa gerangan?
Tampak dari jauh unta-unta beriringan. Punggungnya tampak penuh dg barang. Sang ibu dan dua putrinya keluar dari rumah ingin tahu milik siapakah unta-unta itu. Hingga tampak kejauhan seorang pria duduk di atas unta yang terakhir. Semakin lama semakin mendekat. Barulah sang ibu sadar bahwa pria itu adalah anak lelakinya. Wajahnya pun tersenyum bahagia, air matanya bercucuran. Tak henti-hentinya mulutnya bersyukur pada Allah SWT. Saat sang anak tiba ia langsung mencium kaki sang bunda lalu memeluknya erat jg memeluk adik-adiknya.

Sang bunda bertanya, "Unta siapakah ini? Apakah mereka milikmu? Bagaimana kau bisa memperoleh unta sebanyak ini?"

Sang putra tersenyum dan berkata,
"Ini adalah unta-untamu, ibuku. Mereka semua adalah milikmu. Semua ini kuperoleh berkat restu dan doamu. Karena itu kuserahkan semuanya kepadamu. Maafkanlah aku yang tak pernah memberi kabar. Aku bekerja keras seperti pesanmu."

"Subhanallah...bukankah ini semua adalah hasil kerja kerasmu, nak."

"Iya, tapi ini tak sebanding dengan semua yang aku dapatkan darimu. Kudapatkan semua ini karena restu dan doa darimu, ibu. Selama merantau aku tetap memegang teguh pesanmu. Karena itulah aku berhasil. Sesungguhnya ridhamu adalah ridha Allah. Bukanlah aku yang membuatmu bangga karena memiliki anak seperti diriku. Tapi akulah yang bangga karena memiliki ibu seperti engkau, ibu."

Tak ada kata-kata lagi dari sang ibu, hanya air mata yang berlinang. Keduanya saling berpelukan, saling mensyukuri apa yang telah mereka peroleh dalam hidup mereka.

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa; Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang sholeh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan padaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri."
QS.Al Ahqaaf:15

Sumber : Forwarded Message

Read More......

Renungan

Saudaraku renugkanlah nasehat kholifah Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu beliau berkata:
1. Tiada sholat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu'.
2. Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia.
3. Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur'an tanpa mengambil pangajaran daripadanya.
4. Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara' (memelihara diri dan hati-hati dari dosa)
5. Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi.
6. Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki.
7. Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan.
8. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya, siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, berarti dia tidak wara', sedang orang yang tidak wara' itu berarti hatinya mati.

Read More......

Pecinta Harta

Ada seorang lelaki, umurnya hampir 60 tahun. Ia pengusaha yang sangat kaya, sangat sukses. Hanya satu kurangnya. Ia tak beragama. Mengaku Islam tapi tak pernah sholat, tak pernah puasa. Bahkan dengan santainya ia meminum kopi dan merokok di siang hari saat bulan puasa. Jika bersedekah atau berzakat selalu ia umumkan kemana-mana. Dan selalu ia ungkit-ungkit telah menyumbang sekian. Ia sudah menunaikan ibadah haji. Meskipun ia tidak pernah sholat. Tak ada yang tahu apa yang ia lakukan selama di tanah suci, hanya Allah yang tahu.

Ia menikmati kekayaannya sendiri. Istrinya hanya diberi jatah bulanan. Tapi istrinya tak keberatan karena ia sangat menyukai statusnya sebagai istri orang kaya, meski ia tidak hidup bergelimang uang. Istrinya tetap bertahan meski sang suami berkhianat berulang-ulang, karena tak ingin kehilangan statusnya apabila bercerai. Mereka memiliki tiga orang putra. Tak satupun putranya yang bekerja dengan ayahnya. Bukan karena tak mau, tapi karena sang ayahlah yang yakin anak-anaknya tak bisa apa-apa. Pada saat satu persatu putranya meninggalkannya, ia tak menyesal, malah memaki-maki mereka sebagai anak tak tahu diri. Ia bahkan merasa senang tak perlu membagi hartanya pada putra-putranya. Sang istri pun membela sang suami, dan menyalahkan ketiga putranya. Bahkan tak segan sang ibu memfitnah putranya hanya karena ingin menunjukkan diri mendukung tindakan dan ucapan suaminya. Ketiga putranya hanya bisa bersabar dan berdoa. Mereka tetap menjaga hubungan baik dengan orangtuanya. Meskipun sikap orang tua mereka sangat palsu, bermanis muka di depan, tapi di belakang mencibir dan menghina.

Hanya satu yang ditakuti oleh sang ayah, yaitu sakit. Padahal ia tidak sedang mengidap penyakit apapun. Ia takut sekali sakit, karena ia takut mati. Jauh di lubuk hatinya ia ingin hidup abadi, menikmati kekayaannya sendiri. Ia belum rela jika harus berpisah dengan harta dunianya. Ia benar-benar seorang pecinta harta.

Suatu hari setelah ketiga putra meninggalkan mereka, sang suami mendepak istrinya begitu saja. Tanpa diberi apapun, tanpa dicerai. Sang suami memilih hidup dengan peagawainya yang telah menjadi wanita simpanannya selama ini. Sang istri bingung, menyesal dan meratapi nasibnya. Ia datangi ketiga putranya, yang ternyata dengan senang hati menerima sang bunda.

Sementara sang suami merasa sangat bahagia. Satu persatu penghalang kebahagiaannya telah ia singkirkan. Ia sangat bahagia.

Tapi satu yang tak ia pikirkan. Suatu saat ia akan mati...
Akankah ia bawa hartanya ke kuburnya?
Akankah ketiga putranya mendoakannya?
Akankah hartanya dapat menyelamatkannya dari hukuman Allah?

Ia tak pernah memikirkannya, karena semboyan hidupnya "Uang Bisa Membeli Segalanya"...

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.
Sampai kamu masuk ke dalam kubur."
QS.At Takaatsur:1-2

Sumber : Forwarded Message

Read More......

Telinga dan Tangan Ibu

Berada bersama ibu begitu menenangkan. Sebab rasanya ibu tak pernah lelah menjadi ‘telinga terbaik’ bagi setiap cerita yang mengalir deras dari mulut saya, setiap kali sampai di rumah, selesai beraktifitas seharian. Ibu tak perlu bertanya apapun, saya akan duduk manis berlama-lama di kamarnya, menumpahkan segala yang telah memenuhsesakkan dada ini. Saya tak pernah berpikir sebelumnya, bahwa celoteh saya saat itu bisa jadi akan menambah lelah dan memberatkan beban yang sudah menggelantung di pundak ibu. Tapi senyumnya tetap melipur hati, seolah letih itu tak ada.

Hari itu, saya begitu tergesa sampai di sekolah, hampir saja terlambat. Pagi-pagi sekali, tidak seperti biasanya, saya telah ikut sibuk membereskan banyak sekali barang. Sekitar pukul tujuh, saya dan ibu telah berada di sebuah lobby hotel terkenal di Jakarta. Hari itu, untuk yang pertama kalinya, saya berhadapan dengan sekian banyak turis yang berseliweran dengan wajah-wajah penuh antusias memandangi, melihat-lihat, dan bercakap-cakap dengan kami-para penjaja barang dagangan di stand bazaar. Kali itu, saat yang istimewa bagi ibu, hari pertama menjadi peserta bazaar yang dihadiri para turis maupun pekerja asing. Saya pun tak kalah semangatnya, sepanjang siang di sekolah tak henti-hentinya tersenyum-senyum sendiri, sampai teman sebangku saya-Rani namanya-rasanya sudah begitu bosan mendengar celotehan saya tentang pengalaman pagi itu. Menyaksikan dan terkikik geli mendengar ibu bercakap-cakap dengan para pembeli. Ngawur, tapi tetap saja ngotot. Padahal ibu tak bisa berbahasa Inggris.

Saya rasa Allah telah menganugerahkan ibu sepasang ‘tangan ajaib’. Saya ingat, belasan tahun lalu, saat saya duduk di bangku SD, rumah kami penuh dengan pernak-pernik. Saat itu, puluhan gulung pita berwarna-warni menumpuk di sudut kamar. Berjejeran pula berlembar-lembar karton tebal, busa, serta tumpukan kain. Saat itu, saya selalu senang memandangi dan bermain-main di ‘pojok berantakan’ milik ibu. Kedua tangannya telah menghasilkan barang-barang yang begitu menarik di mata saya. Saat itu, saya dengan gembira menyambut tawaran ibu untuk menjadi ‘asistennya’. Dan saya pun asyik bergumul dengan plastik-plastik kecil, membukanya kemudian memasukkan pita rambut warna-warni hasil karya ibu, dan menjepitnya dengan stapler. Hanya itu. Ibu tak memperkenankan saya untuk menyentuh ‘tempat foto’ cantik buatannya, yang digantung berjejer di dinding mar. Belum lagi tumpukan souvenir pesta pernikahan, entah ada berapa ratus. Kegembiraan saya berada di antara benda-benda menarik itu seperti membuat saya lupa, bahwa saya sering menemukan ibu terkantuk-kantuk duduk di ‘meja operasi’nya sampai tengah malam, menyelesaikan pesanan.

Ibu telah menghabiskan entah berapa bagian waktu dalam hidupnya untuk menjadi ‘ember’ ternyaman bagi diri saya. Di sanalah saya menumpahkan segala macam hal yang sering membuat ibu tersenyum geli, tertawa, atau mungkin juga turut bersedih atas apa yang saya alami. Ajaibnya, kini saya tak lagi perlu memulai percakapan itu. Sepertinya ibu telah mengetahui segala isi hati saya, tanpa perlu saya ungkapkan. Begitukah seorang ibu? Saya sempat berpikir, tak usahlah lagi menceritakan segala hal padanya. Mungkin itu hanya akan menambah lelahnya. Saya memutuskan untuk berhenti berceloteh pada ibu, toh saya sudah dewasa, dan tak lagi pantas memberatkannya dengan hal-hal tak penting macam celotehan itu. Namun hari itu, ibu menelpon saya ke kantor dan menegur saya, “Ta, kapan kamu ke rumah? Kita kan udah lama nggak cerita-cerita…”

Ibu tak hanya pendengar setia bagi celoteh anaknya, namun ia juga telah memberi dan mengajarkan saya banyak hal melalui kedua ‘tangan ajaib’nya. Ia mengajarkan saya untuk selalu berusaha menjadi pendengar yang baik bagi orang lain, melalui mimik wajah serta kalimat-kalimatnya menanggapi setiap perkataan yang saya ucapkan. Saya belajar, bahwa setiap perhatian kecil yang diberikan kepada seorang anak, maka yang tersimpan padanya adalah sebuah kasih sayang besar dan keyakinan bahwa ia disayangi. Saya belajar, bahwa kedua tangan anugerah Allah ini, adalah modal bagi kerja keras yang harus dilakukan demi orang-orang tercinta, keluarga. Entah apapun yang dapat diperbuat.

Saya tak heran, betapa banyak teman dan relasi bisnis yang ibu miliki sekarang. Banyak pula kerabat dekat yang betah berlama-lama mengobrol dengan ibu. Tak sedikit orang yang mengagumi ‘bakat’ yang mereka katakan terhadap keterampilan yang ibu miliki. Ibu menyebutnya hobi, tapi saya memahaminya sebagai cara ibu bersenang-senang dengan ‘tuntutan’ padanya untuk membantu ayah membiayai keluarga. Seringkali lelah membayang dalam raut wajah ibu, namun tak jarang saya mendapatinya berbinar kala ‘tangan ajaib’nya telah berhasil ‘menciptakan’ karya baru.
Sekarang ini, adalah giliran saya untuk menjadi ‘telinga terbaik’ bagi ibu sampai hari tuanya nanti, dan mempersembahkan hasil yang dapat saya raih dari kedua belah tangan ini untuk membahagiakannya.

Sumber : Forwarded Message

Read More......

Ciri - ciri cewek perawan

on Minggu, 19 Juli 2009

Seperti yang diketahui para pria mengidam2kan menikah dengan gadis yang masih perawan, namun bingung membedakan antara yang perawan denganyang tidak.

mungkin bahan dari blog tetangga bisa membantu.

DAHI
Gadis yang masih perawan, dahinya licin. Bila selalu senggama licinnya hilang, justru yang timbul kedutan (garis2) yang kadang nampak kadang tidak ketika ngobrol. Kedutan karena sudah tidak suci, tidak sama dengan kedutan wajah yang dimakan usia. Kedutan suci yang telah hilang, tidak begitu ketara dan tidak begitu nampak, kecuali ketika muka menunjukkan reaksi tertentu seperti sedang ketawa dan bicara, sementara kedutan karena dimakan usia senantiasa nampak dan kekal. Jangan dihilangkan dengan sembarang minyak, walaupun di zaman sekarang ada bermacam2 minyak.

Tetapi kedutan karena hilangnya keperawanan tidak mudah dihilangkan. Untuk memudahkan melihat gadis yang masih suci atau tidak. Coba perhatikan dahi gadis yang sudah bersuami dengan yang belum. Perhatikan betul2 niscaya nampak kelainannya. Gadis yang sudah tidak perawan terdapat beberapa kedutan garis2 timbul dan melekuk didahi gadis itu. Perhatikan betul2 sebab garis2 itu tidak begitu nampak (terang).

HIDUNG
Gadis yang masih perawan atau tubuhnya belum disentuh oleh lelaki, ujung hidungnya berwarna kemerah-merahan, jika disentuh ujung hidungnya nampak merah. Gadis yang tidak suci ujung hidungnya merah tetapi merah pucat, terkadang warna merah tidak nampak, yang nampak hanyalah pucat, tak percaya coba liat ujung hidung anak perempuan, merahkan..? Bagi lelaki yang suka merusak keperawanan wanita, hidungnya berbelang, oleh karena itu disebut lelaki hidung belang.

MATA
dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati…..
Kita menggunakan mata untuk memandang dan melihat seseorang, cantikkah, bugarkah, luweskah, dsb. Terkadang kita memandang wanita cantik dibagian luar saja, tapi bagian dalamnya sudah habis, untuk mengetahui wanita itu masih suci atau tidak coba tengoklah matanya. Bila bagian bawah kelopak terlipat sedikit dan terdapat tanda lebam (tanda memar) berarti gadis itu sudah tidak perawan lagi, mungkin sudah bersuami. lebam yang menunjukkan tidak perawan nampak semacam garis2 hitam di bawah kelopak mata disampىng warna hitam dibawah kelopak mata sedikit kelihatan berkeriput (berkedut). Gadis yang masih perawan matanya berseri2, tidak ada warna hitam, lebam maupun garis2. Apabila gadis itu tertawa di bawah kelopak matanya tidak terdapat apapun, seperti kedut (berkeriput) , bergaris dll.(yg dimaksud lebamnya mata bukan karena kurang tidur loh)

PUNGGUNG
Punggung gadis berubah melalui 2 proses:
1. Punggung gadis menjadi besar karena proses hormon.
2. Punggung gadis menjadi besar karena laki – laki.

Punggung yang sudah kena sentuhan lelaki akan menjadi besar, lebih2 yang sudah berhubungan badan. Punggung gadis yang masih perawan walaupun gemuk ia masih kelihatan cantik, sebab masih kental dan tegang serta tidak lesu dan jatuh. Cobalah perhatikan pinggang gadis, kalau pinggangnya masih ramping dan punggung tidak besar, tidak montok dan kenyal pada punggungnya. Kalau berjalan punggungnya tidak goyah sebab dagingnya masih solid dan tidak lembut kalau dipegang, artinya dia masih perawan. Bagi yang pernah melakukan hubungan badan, punggungnya memang berisi dan besar tetapi tidak kental, punggungnya nampak jatuh, lebih2 disaat ia berjalan, goyangannya tidak melantun.

Kenapa punggung gadis yang pernah melakukan hubungan badan bisa jatuh? Disaat melakukan hubungan badan lebih kurang 90% hormon yang ada di bagian punggung akan tertumpu kebagian kemaluan, sebab di masa kepuncak (organsme), punggung gadis menjadi tegang.

Apabila sudah selesai berhubungan badan punggung yang tegang akan mengendur semula dan ini menyebabkan punggung menjadi kendur dan jatuh. Lebih kerap gadis itu melakukan hubungan badan, punggung akan semakin jatuh dan lesu.

TELINGA
Telinga termasuk salah satu panca indra yang bisa digunakan untuk mengetahui apakah gadis itu masih perawan atau tidak. Di negeri china telinga sebagai peramal untuk mengetahui penyakit didalam tubuh seseorang. Gadis yang tidak pernah disentuh oleh laki2, telinganya cantik dan nampak bersih, kalau gadis itu pernah disetubuhi atau telinganya pernah digigit atau dicium dan disentuh, secara otomatik bentuk telinga gadis itu akan berubah menjadi lebih leper sedikit dan tidak lagi kemerah-merahan dan menjadi pucat. Bagi gadis yang masih perawan tapi pernah kena sentuh lelaki, pucatnya tidaklah kentara.

BUAH DADA (payudara)
Peranan buah dada memang banyak, bukan sekedar menggoda nafsu lelaki saja, tapi buah dada sebagai bukti kalau gadis itu pernah disentuh atau tidak. Buah dada gadis yang belum pernah kena sentuh, senantiasa tegang. Tetapi kalau sudah kena sentuhan, buah dada itu tegangnya berkurang dan membesar sedikit dari pada ukuran asalnya, lebih kerap disentuh, lebih kendur. Perhatikan gadis disaat berjalan atau berlari, bergerak2 dan melambai jatuh (ke bawah) dan berbuai sekali berarti ketegangan sudah hilang. Kalau belum kena sentuhan, walaupun buah dada berbuai disaat berlari tetapi buaiannya tidak terlalu melambai2 berarti ketegangan masih ada.

Puting buah dada yang pernah kena sentuhan menjadi panjang dan terjojol (keluar) sedikit dari tempat persembunyiannya. Buah dada yang selalu kena remas akan menjadi lebih besar, dan jangan menuduh gadis yang berbuah dada besar berarti dadanya sering remas. Sebab, buah dada yang besar kena remas dan yang besar karna alami memang berbeda.

Buah dada yang kena remas menjadi besar tetapi tidak tegang. Sementara buah dada yang besar karna alami senantiasa tegang dan disaat berjalan tidak bergoyang, kalau yang kena remas bergoyang terbuai-buai seperti telinga gajah, berbuai kekiri, kekanan, keatas, kebawah terkadang melambung2 ketika gadis itu berjalan atau berlari.

Mengapa buah dada bila kena sentuhan bisa jatuh dan apa hubungan telapak tangan dengan otot buah dada? Di kala buah dada itu dipegang atau diremas2 gadis merasa gairah, disaat bergairah hormon2 akan mengisi ruang buah dada sehingga menjadi tegang. Setelah bergairah buah dada yang tegang lalu mengendur yang membuat ototnya mengendur pula. Buah dada yang kena hisap putingnya menjadi lebam, yang belum kena hisap putingnya berwarna merah jambu. Sekiranya gadis itu tidak perawan, buah dadanya jatuh terjuntai seperti buah pepaya yang terjuntai di pohon. Pada buah dada memang mengandung seribu tanda tanya, termasuk mengetahui wanita yang sudah punya anak atau belum. Perhatikan putingnya kalau tegangnya menghala ke atas yaitu mendangak ke atas berarti wanita itu sudah pernah melahirkan, kalau putingnya senantiasa terjojol keluar dan mendangak ke atas berarti wanita itu sudah pernah melakukan hubungan badan, tetapi belum pernah beranak. Namun payudara sering kali dianggap sebagai simbol seks, sebagian besar wanita dan lelaki sangat menyukai buah dada disaat melakukan hubungan sexsual, karena mereka dapat mencapai organsme (kenikmatan) hanya karena rangsangan buah dada.

Seorang gadis jika telah dewasa, kecil kemungkinan ukuran payudaranya berubah, kecuali bila berat badannya bertambah. Pembengkakan payudara karena kehamilan, menyusui atau pengaruh pil kontrasepsi adalah bersifat kondisional. Postur tubuh yang baik akan membentuk payudara nampak lebih besar. Coba tanyakan, apakah ia senang payudaranya disentuh atau tidak? Sebagian besar wanita memiliki puting payudara yang sangat sensitif sebagian lainnya tidak, mereka mungkin ingin payudaranya disentuh atau mungkin tidak. Tetapi umumnya wanita menyukai sentuhan lembut dan ciuman pada payudara dan juga pada puting payudara. Payudara dan putingnya akan mengeras apabila dirangsang. Begitulah tanda2 yang paling jelas bila ia terangsang, meskipun tidak semuanya demikian. Tanda2 lainnya adalah lubrikasi (pelendiran) pada liang vagina, kemerah-merahan di dada dan meningkatkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan.

GARIS TELAPAK TANGAN
Gadis yang berkulit tebal dan kasar, coba perhatikan kedua telapak tangannya, jikalau retak (peca urat, urat2 yg mrupai retak), bukan karena mungkin di sebabkan tidak tahan bahan pencuci yang mengandung kimia, berati gadis itu sudah hilang keperawanannya. Gadis yang masih perawan, kedua telapak tangannya halus dan licin. Jika keperawanannya telah hilang, kedua telapak tangannya ketika di tekan warnannya pucat tidak merah, jika di pecet langsung menanjal balik. Satu cara lagi, coba perhatikan telapak tangan kanan, jika ada garis putus2 bagian tengah berarti keperawanannya telah hilang, bila tidak terputus2 berarti ada harapan keperawanannya belum hilang. setelah melihat telapak tangan yang kanan, coba gemgam ibu jari tangannya sebentar saja kira2 satu menit, bila disaat megemgam terasa hangat dan ibu jarinya merah ketika dilepaskan, berarti ada harapan masih perawan. Perhatikan pula ibu jarinya, bila nampak pucat sekali walaupun ada rasa hangat berarti kemungkinan besar keperawanannya sudah terbang.

Coba pegang erat jari kelingkingnya, kira2 satu menit, lalu lepaskan, tanyalah bagaimana rasanya ketika dipegang erat dan dilepaskan ? Kalau ia menjawab tak ada rasa, mintalah maaf banyak2, kemungkinan ia tidak perawan lagi. Tapi kalau ia menjawab ada rasa rangsangan, jantungnya berdebar2 atau ada rasa sakit seperti berdenyut2. Alhamdulillah nampaknya masih perawan.

-----------------------------------------------------------

So What Do You Think?
sumbernya :
http://noego08.wordpress.com/2009/05/08/ciri-ciri-cewek-perawan/

Read More......